KETERJAGAAN AL- QUR'AN

Bismillah, alhamdulillahilladzi arsala rasulahu bilhuda wa dinil haq, liyudhhirahu ‘aladdini kullihi wa kafa billahi syahida. Wa asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la syarikalah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuluhu shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa shahbihi wattabi’in wa man tabi’ahum bi ihsanin ila yaumiddin. Qalallahu ta’ala fil qur’nil ‘adhim :

﴿ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴾ [آل عمران: 102] .
﴿ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ﴾ [النساء: 1] .
﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴾ [الأحزاب: 70، 71].
Amma ba’du. Fa inna asdaqal haditsi kitabullah, wa khairul hadyi hadyu muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa syaral umuri muhdatsatuha, fainna kulla muhdatsatin bid’ah, wa kullu bid’atin dlolalah, wa kullu dlolalatin finnar. Amma ba’du.
Ikhwani fiddin rahimani wa rahimakumullah, Al-Qur’anul Karim merupakan merupakan kitab Allah yang paling mulia yang diturunkan kepada rasul yang paling mulia, dan merupakan mukjizat teragung, yang Allah berikan pada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melemahkan musuh-musuh-Nya. Mukjizat artinya yang melemahkan dan membuat tidak mampu. Sehingga  Al-Qur’an melemahkan orang-orang untuk menyaingi dan menandinginya.
Allah ta’ala menantang orang-orang yang menentang Al-Qur’an untuk mendatangkan kitab seperti Al-Qur’an dalam surat Al-Isra ayat 88 :

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Qur`an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain." (Al-Isra`: 88).
Namun tidak seorang makhluk pun yang mampu menjawab tantangan Allah ini sejak diturunkannya Al-Qur’an hingga saat ini dan hingga hari kiamat. Kemudian Allah menantang kembali dengan menurunkan tantangannya, yaitu hanya membuat 10 surat saja. Allah ta’ala berfirman :

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Bahkan mereka mengatakan, "Dia (Muhammad) telah membuat-buat Al Quran itu." Katakanlah, "(Kalau demikian), datangkanlah sepuluh surat semisal dengannya (Al Qur’an)  yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (Hud:13)
Tetap saja tidak ada yang mampu. Begitu pula ketika Allah menurunkan tantangannya dengan hanya menuntut satu surat saja dan tidak ada yang mampu. Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 23-24.

قال تعالى :وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِن مِّثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ {23} فَإِن لَمْ تَفْعَلُوا وَلَن تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ {24}

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur'an itu dan ajaklah penolong - penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang memang benar. (23). Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang yang kafir (24)

Qur’an secara bahasa adalah bentuk mashdar dari قرأ yang berarti تلا (membaca) atau  جمع (mengumpulkan), berdasarkan makna pertama maka al-Qur`an adalah mashdar yang berarti isim maf’ul yakni متلو (yang dibaca), karena al-Qur`an dibaca oleh kaum muslimin. Berdasarkan makna kedua, maka al-Qur`an adalah mashdar yang berarti isim fail yakni جامع (yang mengumpulkan), karena al-Qur`an mengumpulkan berita dan hukum, atau bisa pula berarti isim maf’ul yakni مجموع (yang dikumpulkan), karena al-Qur`an dikumpulkan di dada dan di mushaf. 
                Qur’an secara istilah adalah kalam Allah yang mu’jiz yang diturunkan kepada rasul-Nya, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam bentuk wahyu, yang ditulis di dalam mushaf dan dihafal di dalam dada, yang dibaca dengan lisan dan didengar oleh telinga, yang dinukil pada kita secara mutawatir, tanpa ada keraguan, dan membacanya dinilai ibadah.
Allah Subhanahu wata’ala Menjaga Al-Qur’an
Sebagai seorang muslim kita wajib meyakini bahwa semua yang terkandung dalam Al-Quran adalah haq, baik berupa kabar, maupun janji-janji dan ancaman. Termasuk di antaranya adalah janji Allah Azza wa Jalla untuk menjaga kemurnian agama ini dengan menjaga sumbernya yakni Al-Quran dan as-Sunnah. Dan kini Al-Qur’an yang diturunkan sekitar 15 abad silam, tidak mengalami perubahan lafadz, tidak ada pula penambahan ataupun pengurangan lafadz. Hal ini telah membuktikan firman Allah ta’ala dalam surat Al-Hijr : 9

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan adz-Dzikr (al-Qur'an), dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjaganya [al-Hijr/15:9]
Penjagaan Allah Subhanahu wata’ala mencakup penjagaan terhadap sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebab, Allah Subhanahu wata’ala menjaga al-Qur’an lafadz dan maknanya, sedangkan makna al- Qur’an dijelaskan oleh sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Kami turunkan al-Qur’an kepadamu agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” (an-Nahl: 44)
Para ulama mufassirin sepakat yang dimaksud dengan adz-dzikr (الذِّكْرَ) dalam ayat ini adalah Al-Quran. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul Jauziy dalam Zaadul Masiir [1]. Dengan demikian Al-Quran diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassallam untuk memberikan bayan kepada seluruh manusia.
Oleh karena itu, apabila Allah menjamin keterjagaan Al-Quran maka pastilah Allah menjaga keterjagaan apa yang menjelaskan alquran yaitu hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam baik berupa perkataan, perbuatan dan persetujuan beliau terhadap suatu urusan.
Asy-Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata, Al-Qur’an dijaga ketika diturunkan dan setelahnya. Bentuk penjagaan Allah terhadap Al-Qur’an, yaitu
1.       Ketika diturunkan, ia dijaga dari pencurian semua setan yang terkutuk.
2.       Setelah turun, dijaga dengan cara Allah Subhanahu wata’ala masukkan ke dalam kalbu Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga terjaga di dalam kalbu Rasul-Nya dan umatnya.
3.       Allah Subhanahu wata’ala menjaga lafadz-lafadznya dari perubahan, penambahan, dan pengurangan.
4.       Allah Subhanahu wata’ala menjaga makna maknanya dari penggantian.
5.       Tidak ada orang yang mencoba menyelewengkan maknanya dari makna yang benar kecuali Allah Subhanahu wata’ala akan memunculkan orang yang menjelaskan kebenaran yang jelas.
Allah menjaga keontetikan Al-Quran dengan banyaknya para penghafal Al-Quran
Salah satu keistimewaan alquran adalah Allah akan menjaga keontetikannya, tidak sebagaimana kitab-kitab samawi yang lain. Dan salah satu sebab terjaganya hal tersebut adalah banyak kaum muslimin yang menghafalkan alquran di dalam dada-dada mereka. Sehingga tidak mudah bagi para musuh islam untuk mengubah, menambah ataupun mengurangi dari lafadz-lafadznya untuk menyesatkan umat Islam.
Oleh karena itu, saya menasehati pada diri saya sendiri dan kepada khalayak sekalian, untuk terus menambah hafalan Al-quran dan terus menjaganya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
barangsiapa yang membaca 1 huruf dari Al Qur’an, maka baginya 1 kebaikan. dan 1 kebaikan dilipat-gandakan 10x lipat. aku tidak mengatakan alif lam miim itu satu huruf, tapi alim satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf” (HR. At Tirmidzi 2910, ia berkata: “hasan shahih gharib dari jalan ini”)
Dengan kita menghafalkan alquran pastilah kita mengulang-ulang ayat demi ayat, lembar demi lembar. Kemudian mengulanginya kembali ayat demi ayat, lembar demi lembar. Bayangkan sudah berapa banyak pahala yang dapat kita raih.
Selain itu, alquran akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafalnya. Hal ini berdasarkan hadits, dari abu umamah radliyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda: bacalah Alquran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafaat pada hari kiamat bagi para pembacanya (riwayat Muslim).
Demikian yang singkat ini semoga dapat memberi manfaat kepada kita semua, wasshallallahu ‘ala nabiyyina wa ‘ala alihi wa ashhabihi ajma’in.

Penulis :Hanawa Hanif
            Editor : Ust. Abu Umair,BA.


[1]. Lihat Zaadul Masiir oleh Ibnul Jauziy rahimahullah hal. 51/
[2]. Penjelasan ini diringkas dari kitab Manzilatus Sunnah fil Islam oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albaniy rahimahullah hal. 4-5 Asy Syamilah

0 Response to "KETERJAGAAN AL- QUR'AN"

Posting Komentar